Selamat Datang Di Situs Resmi Kami Terima Kasih Atas Kunjungannya Setiap Langkah Harus Dengan Arti, Setiap Langkah Harus Dengan Pikiran, Sebelum Melakukan Harus Hati-Hati, Kalau Jelas Itu Jelek/Buruk Dijauhi

Profil Senior Margaluyu Pusat Cikuya


Sekilas tentang sejarah almarhumah Abah Andadinata.

Beliau dilahirkan didesa kecil Ranca Bayawak disebelah selatan kota Majalaya kira-kira 30 km dari kota Bandung. Sejak usia muda beliau berkelana ke seantero Jawa Barat untuk belajar silat dan spritual. Mimpi yang ada didalam dirinya adalah bercita-cita menjadi sosok yang bisa menyumbangkan pengetahuannya kepada orang lain. Dengan tekad yang kuat tanpa mengenal, akhirnya Allah SWT mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Beliau menjadi seorang yang memiliki keterampilan silat luar dalam yang sangat tangguh. Disisi lain beliau memiliki kepribadian yang prima berkat ketekunananya menjalankan syariat agama. Sehingga Abah Andadinata hingga saat ini dikenal sebagai pribadi yang keteladananya bisa menjadi contoh.


Pada awalnya beliau mendirikan gerak badan pencak Margaluyu pada dekade tahun 1920an, tetapi baru ditahun 1930 Margaluyu dikenal pada kalangan yang sangat terbatas. Mengingat kondisi pada saat itu adalah bukan saat yang tepat, mengingat Indonesia masih berada dalam era penjajahan yang tentunya bukanlah hal yang mudah untuk melatih beladiri secara terbuka.

Margaluyu mulai dikenal sejak abah Andadinata berhasil mengamankan daerah Cicalengka tepatnya desa Cikuya dari gangguan gerombolan sekitar tahun 1946. Oleh karena itu lurah desa Cikuya pada waktu itu bapak Ibrahim meminta beliau menetap di desa Cikuya untuk melatih sport (olah raga) Margaluyu-pusat kepada warga desa.
Dengan dibantu oleh Mang Ulis, Mang Andi Rohandi, Mang Suwandi dan Mang Uwen warga desa berlatih Gerak Badan Margaluyu. Dan baru pada tahun 1948 secara resmi Gerak Badan Penca Margaluyu-pusat didaftarkan ke PPSI dan Departemen Pendidikan & Kebudayaan.


Sekilas tentang almarhumah ibu Andadinata

Terlahir dengan nama Sukaesih, pada usia muda beliau adalah seorang guru Sekolah Dasar. Beliau menerima mandat sebagai pelestari Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat, setelah abah Andadinata wafat. Sedangkan abah Andadinata dimakamkan di didesa Cikuya Kecamatan Cicalengka. Kemudian bersama-sama pelatih pusat mang Andi Rohandi dan mang Idit Junaidi beliau menjaga serta memelihara kelestarian. kemurnian Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat.Almarhumah wafat pada tahun 1982 pada saat menunaikan ibadah haji.



Sekilas tentang almarhum abah Idit Junaedi


Sejak usia 9 tahun orang tua Idit Junaidi menyerahkan kepada abah Andadinata (dingengerkan) yang pada awalnya untuk membantu mengurus keperluan keluarga abah Andadinata dan sebagai teman main Tohidi (kang Ujang) putera Abah Andadinata yang bungsu.

Sebagai "hadiah", setiap malam hari Abah Andadinata mengajarkan jurus silat. Satu diantara jurus silat yang ampuh adalah jurus silat peksi muih. Bertahun-tahun Idit Junaidi dilatih jurus-jurus silat sehingga Idit Junaidi memiliki keterampilan silat yang mumpuni. Meski usianya masih dibawah 17 tahun. Begitu usianya mencapai 17 tahun, barulah abah Andadinata melatih jurus-jurus Margaluyu. Untuk itu abah Andadinata menugaskan Mang Uwen (tinggal di Garut) untuk melatih dan mendidik Idit Junaidi sampai "jadi". Abah Idit Meninggal pada tanggal 16 April tahun 2011.



Sekilas tentang almarhum mang Andi Rohandi

Mang Andi sebutan akrab untuk beliau, Terlahir dengan Nama Andi Rohandi. Beliau adalah satu diantara sesepuh Margaluyu yang tinggal di Cicalengka. Tepatnya di desa Dungus Maung, tidak jauh (*/- 1 Km) dari desa Cikuya Cicalengka tempat abah Andadinata tinggal. 

Sebagai pelatih senior Mang Andi diberi kepercayaan untuk mengendalikan jalanya organisasi dimana Tugas Mang Andi adalah melatih Sport (gerak Badan), Adapun untuk melatih pencak silat dipercayakan kepada Idit Junaidi.
Dari "tangan dingin" Mang Andi, sederetan senior Margaluyu, Seperti Pak Dan Suwayono (Yogya), Sukapdjo (Sleman), Pak Sumo (wates) mengembangkan Margaluyu di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. 

Sebagai pendamping Abah Andadinta, Mang Andi acap kali ikut bersama Abah Andadinata untuk berkunjung ke guru spiritual di Kasepuhan Cirebon. Petaruman Garut dll. Mang Andi wafat pada tanggal 21 Nopember 1997 Di Cicalengka. Jasa beliau tak terbilang dalam mengembangkan dan melestarikan kemurniar jurus-jurus Margaluyu.

Sekilas tentang bapak Soekabdjo

Bagi warga Beran Kidul Desa Tridadi Kabupaten Sleman, sudah tidak asing dengan Pak Soekab sebagai sapaan populer. Sebagian warga menyapanya dengan mas Lurah. Bukan karena beliau menjabat sebagai kepala desa, Karena beliau adalah putra seorang lurah. 
Mengenal Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat dari seorang teman seangkatan di Kepolisian Negara sewaktu bertugas pada operasi GBN diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. tepatnya di wilayah Majenang.

Beliau datang ke Cikuya Cicalengka pada tahun 1952, bertemu dengan Abah Andadinata untuk belajar sport Margaluyu. Abah Andadinata menugaskan Mang Andi Rohandi untuk melatih, dan dalam waktu relatip singkat Keilmuan Margaluyu Pusat dikuasai setelah berlatih sekitar 5 tahun. 
Mandat sebagai pelatih Margaluyu Pusat baru diterima pada tahun 1977, karena kesetiaan beliau melestarikan pakem pelatihan Margaluyu.



Sekilas tentang bapak Ica


Pak Ica panggilan akrab beliau. Bagi masyarakat di Karawang kota, khususnya disekitar Anjung Kanoman sangat mengenal beliau sebagai guru silat tradisional dan aktip memasyarakatkan pencak silat di kabupaten Karawang melalui IPSI Kab. Karawang. Beliau didampingi oleh Chin Ong (seniornya) seorang warga keturunan melatih Gerak badan Pencak Margaluyu Pusat di Karawang. Jadi tidak aneh jika banyak warga keturunan Tionghoa yang belajar Silat / Jurus Margaluyu Pusat di daerah Karawang. Aktivitas Margaluyu Pusat yang dilaksanakan olah bapak Saitja di daerah ini selalu mendapat support dari Pak Idit Junaidi, pelatih Senior dari Cikuya Cicalengka.



Sekilas Bapak Dan Suwaryono

Suwaryono adalah nama asli beliau. tetapi kemudian lebih akrab dipanggil dengan pak Dan. Sebutan ini menjadi populer karena belaiulah orang pertama di Yogyakarta yang berlatih beladiri tangan kosong yang berhasil mencapai sabuk hitam level Dan. Beliau adalah salah seorang Dosen di sebuah perguruan tinggi seni. Dan juga sebagai seorang wartawan sebuah harian terkemuka di Yogyakarta. Mengenal Margaluyu Pusat sewaktu beliau meliput acara festival Seni Tradisional. Guna mendapatkan informasi yang lebih detail beliau berkunjung ke Cikuya Cicalengka dan bertemu langsung dengan abah Andadinata.


Dari titik inilah beliau mendapatkan informasi tentang Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat dari sumber utamanya secara langsung, dan tertarik untuk mempelajari keilmuan Margaluyu Pusat secara utuh, runtut dan tuntas. Pelatih yang ditunjuk oleh abah Andadinata untuk melatih pak Dan Suwaryono adalah mang Andi. 
Ketekunan pak Dan Suwaryono dalam menyerap kelimuan Margaluyu Pusat memang hebat, serta beliau termasuk pelatih Margaluyu Pusat yang tercepat mendapat mandat untuk melakukan Harkatan. Disisi lain beliau juga sebagai seorang ahli telepati. 
Kelak dikemudian hari dari tangan pak Dan inilah lahir tokoh-tokoh ilmu beladiri pernapasan yang terkenal di Indonesia.



Sekilas Bapak H. Bambang E.P Sarkoro

Bambang Sarkoro sebutan akrab untuknya, mengenal dan berlatih Keilmuan Margaluyu Pusat pada dekade tahun 1970an, Pertama sekali dibimbing oleh Bapak Sukabdjo (asal Beran Kidul Sleman D.I.Y). Masa pelatihan dimulai dengan hijrahnya bapak Sukabdjo dari Sleman ke Pisangan Timur Jatinegara pada tahun 1972. Karena sulitnya tempat berlatih, maka latihan dilakukan di kampung Tanah 80 Klender. Proses Harkatan dilaksanakan di Cicalengka oleh alm Ibu Andadinata.

Jurus payung Rasul baru dilatihkan pada tahun 1977. di Demak Ijo Yogyakarta. Karena bapak Sukabdjo mendapat mandat untuk melatih dari Ibu Andadinata, maka beliau kembali ke Sleman, Kemduian penuntasan Keilmuan Margaluyu diserahkan langsung kepada alm Ibu Andadinata dan Mang Andi Rohandi Cicalengka.

Maret 1981 menikah dengan adik ipar dari Idit Junaidi pelatih Pusat. Ijab kabul dan resepsi dilaksanakan di rumah kediaman Ibu Andadinata desa Cikuya Cicalengka. Pesan / wasiat khusus yang disampaikan kepada Bambang Sarkoro adalah :"Bambang, kamu jaga dan lestarikan Pakem Margaluyu-Pusat, Jangan sekali kali berani membuka perguruan kalau hidupmu belum mapan secara ekonomi". 

Dalam keilmuan Margaluyu Pusat, Bambang Sarkoro masih digolongkan sebagai generasi yunior. tetapi berkat tangan dingin ibu Andadinata dan Mang Andi Rohandi, beliau banyak mengenal tokoh-tokoh Margaluyu Pusat senior, sehingga sedikitinya banyak memahami route Margaluyu sampai ketempat anda.


Sekilas tentang Rama Wijaya

Keluarga yang berada dilingkungan TTKDH, membuat Rama Wijaya mencintai seni beladiri sejak usia dini. pada Usia sekolah Dasar beliau mulai belajar Karate. Perguruan Silat Tradisional yang sempat dipelajari a.l Lang Lang Buwana, Sahbandar dan Bangau Putih, serta MP.

Keilmuan Margaluyu Pusat dikenalnya sewaktu tetangga beliau yang kebetulan mempelajari ilmu olah napas yang memiliki 10 jurus. Dan rama Wijaya ikut berlatih meski tidak tuntas.
Lepas SMU tidak ada kegiatan latihan beladiri yang dilakukan,karena konsentrasi pada studi. Meski sekali kali turun dalam berbagai turnamen beladiri seperti Karate, Wushu dan Silat dibawah bendera almamater. 

Tahun 2005 menemukan Margaluyu Pusat lewat Internet dengan kata kunci jurus Payung Rasul dan tokoh senior Margaluyu Pusat pak Dan Suwaryana yang dikenalnya dari seseorang anggota perguruan tenaga dalam. Pengalaman mendapat keilmuan Margaluyu Pusat memang unik. Beliau datang sendiri bertemu Pelatih sekaligus sesepuh Margaluyu Pusat bapak Idit Junaidi. Dalam tempo relatip singkat berlatih dengan bapak Idit tuntas sampai di harkat. 

Saat ini Rama Wijaya telah dikukuhkan sebagai pelatih Margaluyu Pusat seiring dengan dipegangnya surat mandat telah diterimanya. Perjalanan panjang telah ditempuh sehingga bertemu Margaluyu Pusat sebagai akar / cikal bakal keilmuan olah napas yang banyak tersebar di bumi Nusantara. 
Tekadnya membesarkan Margaluyu Pusat didasarkan karena dibeberapa kota besar Indonesia terdapat perguruan Margaluyu lain yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan asal Keilmuan Margaluyu Pusat dan memiliki kisah sejarah yang jauh berbeda atas tokoh pendiri Margaluyu yakni Abah Andadinata. Yang mana Penyimpangan kisah sejarahnya perlu diluruskan.



Sekilas Agung Teja

Merupakan Putra dari Abah Idit Junaedi, dan sekarang memegang posisi sebagai pelatih pusat di Margaluyu Pusat Cikuya





Sekilas Sutedi

Merupakan Putra dari Abah Idit Junaedi, dan sekarang memegang posisi sebagai pelatih pusat di Margaluyu Pusat Cikuya