Selamat Datang Di Situs Resmi Kami Terima Kasih Atas Kunjungannya Setiap Langkah Harus Dengan Arti, Setiap Langkah Harus Dengan Pikiran, Sebelum Melakukan Harus Hati-Hati, Kalau Jelas Itu Jelek/Buruk Dijauhi

Juragan Raden Haji Ibrahim Djaya Perbata

Juragan Raden Haji Ibrahim Djaya PerbataBagi Masyarakat Cianjur nama Juragan Haji Ibrahim bukanlah nama yang asing. Nama kecil beliau adalah Raden Djaya Perbata. cucu dari Rd Wiratanu datar Pendiri Kota Cianjur. Juragan Rd Haji Ibrahim adalah pendiri silat aliran Cikalong. Beliau adalah seorang pendekar yang telah melakukan terobosan besar dalam mengembangkan Pencak silat, yang pada awalnya hanya di berikan pada kalangan ningrat / bangsawan. Untuk di sosialisasikan kepada rakyat biasa. Terobosan lain adalah mengembangkan pencak silat yang semula hanya berupa beladiri fisik menjadi beladiri yang memiliki kharomah melalui olah rasa. 


Peningkatkan dari fisikal intelligent menjadi spiritual intelligent dalam beladiri merupakan hasil perenungan (khalawat) di Goa Cilebut yang berada didaerah Cikalong Kulon. Sampai sekarang Goa tempat beliau ber-khalawat tetap terjaga sebagai petilsan yang menjadi asset budaya Pemda Kabupaten CianjurPada masa mudanya, beliau berdagang kuda turunan Eropa. Beliau membeli kuda dari Batavia dan kemudian dijual kepada para bangsawan- bangsawan tatar sunda. Melalui akivitas jual beli kuda turunan Eropa, beliau berkenalan dengan pande besi yang biasa memasang sepatu kuda. Yang kelak kemudian diketahui bahwa sang pande besi itu adalah seorang pendekar besar yang dalam kesehariannya di panggil Bang Madi.Rahasia Bang Madi sebagai pendekar besar terbongkar di hadapan Raden Djaya Perbata, ketika kuda yang dibelinya memerlukan penggantian sepatu. Sewaktu proses penggantian sepatu terjadi insiden, dimana kuda tersebut menyepak Bang Madi. Menghadapi situasi seperti itu naluri pendekar bangkit. Dengan gerak reflek yang cepat Bang Madi menangkis sepakan kuda. Tangkisan yang kuat membuat kaki kuda sanalika menjadi patah. Peristiwa tersebut terjadi dihadapan Raden Djaya Perbata. 


Sebagai seorang yang menguasai ilmu silat, beliau tahu bahwa Bang Madi sebenarnya adalah pendekar yang berilmu tinggi yang menjalani kehidupan secara bersahaja dan diyakini bahwa bang Madi adalah seseorang yang memiliki budi pekerti luhur. Bagi orang dibilangan Jatinegara nama Bang Madi sudah sangat dikenal sebagai pendekar nomor wahid.Bang Madi tidak kuasa menolak ataupun menghindar ketika raden Djaya Perbata menyatakan bahwa ia adalah seorang pendekar yang berilmu tinggi. Kemudian Raden Djaya Perbata memohon untuk belajar pukulan dan menjadi murid bang Madi. Ciri khas jurus2 pukulan bang Madi mengandalkan tenaga (power) untuk melumpuhkan lawan dalam tempo yang cepat. Tangkisan atau pukulanya bisa mematahkan tulang lawan. Yang kelak kemudian hari dikenal dengan istlah suliwa dan sanalika. Konsep jurus pukulan Bang Madi adalah melumpuhkan lawan dengan cepat. 


Mengingat Reflek seseorang akan menurun mana kala tenaga terkuras habis jika perkelahian berlangsung dalam tempo lama.Sebagai murid yang cerdas, dalam waktu yang tidak lama, jurus jurus pukulan bang Madi tuntas dipelajari. Dan akhirnya bang Madi mengutus Rd Djaya Perbata untuk mencari Sahabatnya Bang Kari yang bertempat tinggal di kampung Benteng Tangerang, guna belajar silat untuk menambah sampai tuntas silat Betawi.Bang Kari kedatangan tamu utusan sahabatnya bang Madi untuk belajar silat, meyakini bahwa Rd Djaya Perbata memilki “Tulang” yang bagus untuk bisa menjadi seorang pendekar besar. 


Hal ini dibuktikan bahwa dengan sulitnya bang Kari untuk bisa menjatuhkan murid bang Madi yang baru saja dikenalnya.Rd Djaya Perbata menjadi murid bang Kari, dengan tipe permainan yang jauh berbeda. Jurus2 pukulan bang Kari, adalah jurus menyerang dengan cepat. Tidak memberikan kesempatan pada lawan untuk balik menyerang.Konsep permainan jurus bang Kari adalah sama dengan konsep permainan jurus bang Madi. Yaitu melumpuhkan lawan dengan cepat. Jurus bang Kari dengan kecepatan, sedangkan jurus bang Madi dengan Tenaga. Kelak dikemudian hari, kecepatan dan tenaga (speed and power) menjadi paduan / kombinasi yang menentukan dalam hal melumpuhkan lawan dengan tempo yang sangat singkat.